Jumat, 05 Agustus 2011

bagaimana sih penyakit menular itu

Infeksi Menular Seksual (IMS) / Penyakit Menular Seksual (PMS)
Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit menular seksual (PMS) atau dalam bahasa Inggrisnya sexually transmitted disease (STD), sexually transmitted infection (STI) or venereal disease (VD). Infeksi (lebih tepatnya infeksi-infeksi) yang digolongkan dalam IMS/PMS salah satu cara penularannya melalui hubungan seksual (vaginal, oral, anal) dengan pasangan yang sudah tertular. Jenisnya sangat banyak, semakin sering kita berganti-ganti pasangan seks semakin besar kemungkinan tertular (bisa saja tertular berbagai macam virus, bakteri, jamur, dan protozoa dalam tubuh kita). Ada jenis yang efeknya terasa dalam 3 hari sesudah terpajan (terkena), ada pula yang membutuhkan waktu lama. Sebaiknya IMS cepat diobati karena menjadi pintu gerbang masuknya HIV ke dalam tubuh kita.
A. Penularan IMS
Penularan IMS juga dapat terjadi dengan cara lain, yaitu :
a. Melalui darah :
a. transfusi darah dengan darah yang sudah terinfeksi HIV,
b. saling bertukar jarum suntik pada pemakaian narkoba,
c. tertusuk jarum suntik yang tidak steril secara sengaja/tidak sengaja,
d. menindik telinga atau tato dengan jarum yang tidak steril,
e. penggunaan alat pisau cukur secara bersama-sama (khususnya jika terluka dan menyisakan darah pada alat).
b. Dari ibu hamil kepada bayi :
a. saat hamil,
b. saat melahirkan,
c. saat menyusui.
B. Jenis-jenis IMS
Ada banyak jenis-jenis IMS dan berikut jenis-jenis IMS (penulis akan menambah daftar penyakit IMS satu persatu karena jumlahnya banyak), klik pada nama penyakitnya maka akan menuju halaman baru yang merunut pada penjelasan tentang penyakit tersebut.

C. Penyebab Bakteri
a. Bacterial Vaginosis (BV) – not officially an STD but affected by sexual activity.
b. Chancroid (Ulkus mole)
c. Donovanosis (Granuloma inguinale or Calymmatobacterium granulomatis)
d. Gonorrhea (GO atau kencing nanah).
e. Klamidia
f. Lymphogranuloma venereum (LGV) (Chlamydia trachomatis serotypes L1, L2, L3.)
g. Non-gonococcal urethritis (NGU)
h. Staphylococcal infection
i. Syphilis, Sifilis, Raja Singa
D. Penyebab Fungi/jamur
a. Trichophyton rubrum
b. Candidiasis, Yeast Infection
E. Penyebab Virus
a. Adenoviruses
b. Cervical cancer, Kanker serviks
c. Condiloma akuminata, Jengger ayam
d. Hepatitis A
e. Hepatitis B
f. Hepatitis C
g. Hepatitis E (transmisi via fecal-oral)
h. Herpes simpleks – Herpes 1,2
i. HIV/AIDS
j. Human T-lymphotropic virus (HTLV)-1
k. Human T-lymphotropic virus (HTLV)-2
l. Human Papilloma Virus (HPV)
m. Molluscum Contagiosum Virus (MCV)
n. Mononucleosis – Cytomegalovirus CMV – Herpes 5
o. Mononucleosis – Epstein-Barr virus EBV – Herpes 4
p. Sarkoma kaposi, Kaposi’s sarcoma (KS) – Herpes 8
F. Penyebab Parasit
a. Pubic lice, colloquially known as “crabs” (Phthirius pubis)
b. Scabies (Sarcoptes scabiei)
G. Penyebab Protozoa
- Trichomoniasis
H. Infeksi-infeksi perut yang ditularkan melalui jalur seksual (anal-oral contamination / fecal-oral)
a. Penyebab bakteri : Shigella, Campylobacteriosis, dan Salmonellosis.
b. Penyebab virus : Hepatitis A, Adenoviruses.
c. Parasit : Giardia lamblia, Entamoeba histolytica, dan Cryptosporidiosis, Kriptosporidiosis.
I. Infeksi-infeksi mulut yang (kemungkinan) bisa ditularkan melalui jalur seksual
- Common colds, influenza, infeksi Staphylococcal, Escherichia_coli_O157:H7, Adenoviruses, Human Papillomavirus, Herpes Zoster, Hepatitis B and the yeast Candida albicans.
J. Gejala – gejala IMS
IMS seringkali tidak menampakkan gejala, terutama pada wanita. Namun ada pula IMS yang menunjukkan gejala-gejala umum sebagai berikut :
a. Keluarnya cairan dari vagina, penis atau dubur yang berbeda dari biasanya,
b. Rasa perih, nyeri atau panas saat kencing atau setelah kencing, atau menjadi sering kencing,
c. Adanya luka terbuka, luka basah di sekitar kemaluan atau sekitar mulut (nyeri ataupun tidak),
d. Tumbuh seperti jengger ayam atau kutil di sekitar alat kelamin,
e. Gatal-gatal di sekitar alat kelamin,
f. Terjadi pembengkakan kelenjar limfa yang terdapat pada lipatan paha,
g. Pada pria, kantung pelir menjadi bengkak dan nyeri,
h. Pada wanita, sakit perut bagian bawah yang kambuhan (tetapi tidak ada hubungannya dengan haid),
i. Mengeluarkan darah setelah berhubungan seks, dan
j. Secara umum merasa tidak enak badan atau demam.
K. IMS tidak dapat dicegah dengan :
a. Meminum minuman beralkohol seperti bir dan lain-lain.
b. Meminum antibiotik seperti supertetra, penisilin dan lain-lain, sebelum atau sesudah berhubungan seks, tidak ada satu obat pun yang ampuh untuk membunuh semua jenis kuman IMS secara bersamaan (kita tidak tahu jenis IMS mana yang masuk ke tubuh kita). Semakin sering meminum obat-obatan secara sembarangan malah akan semakin menyulitkan penyembuhan IMS karena kumannya menjadi kebal terhadap obat.
c. Mendapatkan suntikan antibiotik secara teratur, pencegahan penyakit hanya dapat dilakukan oleh antibodi di dalam tubuh kita.
d. Memilih pasangan seks berdasarkan penampilan luar (misalnya, yang berkulit putih bersih) atau berdasarkan usia (misalnya, yang masih muda), anak kecil pun dapat terkena dan mengidap bibit IMS, karena penyakit tidak membeda-bedakan usia dan tidak pandang bulu.
e. Membersihkan/mencuci alat kelamin bagian luar (dengan cuka, air soda, alkohol, air jahe, dll) dan bagian dalam (dengan odol, betadine atau jamu) segera setelah berhubungan seks.
L. Penanganan IMS yang Benar
1. Segera pergi ke dokter untuk diobati
a. Jangan mengobati IMS sendiri tanpa mengetahui penyakit apa yang menyerang kita (jenis IMS sangat banyak dan ada kemungkinan terjadi komplikasi), dibutuhkan tes untuk memastikan IMS yang diderita.
b. Jangan minum obat sembarangan. Obat IMS berbeda-beda, tergantung jenis IMS yang diderita
c. Jangan pergi berobat ke dukun atau tukang obat. Hanya dokter yang tahu persis kebutuhan obat untuk IMS yang diderita. Penggunaan herbal bisa dilakukan (sebaiknya) jika ada yang mengawasi/penanggungjawab.
2. Ikuti saran dokter
Jangan menghentikan minum obat yang diberikan dokter meskipun sakit dan gejalanya sudah hilang. Jika tidak diobati dengan tuntas (obat dikonsumsi sampai habis sesuai anjuran dokter) , maka kuman penyebab IMS akan kebal terhadap obat-obatan.
3. Jangan berhubungan seks selama dalam pengobatan IMS
Hal ini berisiko menularkan IMS yang diderita kepada pasangan seks Anda.
4. Jangan hanya berobat sendiri saja tanpa melibatkan pasangan seks (khususnya pasangan sah).
Pasangan seksual Anda juga harus diperiksa dan berobat ke dokter. Jika tidak, IMS yang diderita akan ulang-alik dari kita ke pasangan kita, kemudian dari pasangan kita ke kita dan seterusnya. Kedua belah pihak harus disembuhkan agar tidak saling menulari kembali.

M. Pencegahan IMS
Pencegahan penyebarluasan IMS hanya dapat dilakukan dengan cara:
1. Anda jauhi seks, tidak melakukan hubungan seks (abstinensi), atau
2. Bersikap saling setia, tidak berganti-ganti pasangan seks (monogami) dan saling setia, atau
3. Cegah dengan memakai kondom, tidak melakukan hubungan seks berisiko (harus selalu menggunakan kondom).
4. Tidak saling meminjamkan pisau cukur dan gunting kuku.
5. Edukasi, embuskan informasi mengenai HIV/AIDS dan IMS kepada kawan-kawan Anda.
Pengobatan dan pemberantasan penyakit menular dari Ditjen PP&PL Depkes RI dapat anda lihat di sini: http://www.pppl.depkes.go.id/catalogcdc/kamus.asp.htm atau coba masuk ke http://www.penyakitmenular.info/search_info.asp. Namun, jika informasinya masih saja kurang, konsultasi ke dokter atau instansi terkait mungkin lebih membantu.

1 komentar:

  1. In February 2017, my immune system was not functioning correctly and my primary care physician did a N.A.E.T. Treatment with Laser Acupuncture and Auricular Acupuncture to try to desensitize my body from the different allergies and allergies to the metals. This procedure began to make me drained and very fatigued. He recommended that I have a GI Stool test done as I was having GI issues in February 2017, to check for parasites, pathogens, bacterial flora, and fungi/yeasts. The results showed that I had a Bacterial Pathogen called Salmonella, high amounts of normal bacterial flora, called Enterococcus spp. and Escherichia spp., 2 parasites called Dientamoeba fragilis and Endolimax nana, and 2 types of fungi/yeasts called Candida spp. and Geotrichum spp. The doctor recommended that I take Dr Itua Herbal Medicine to get rid of the Candida as that was the main concern at the time and I did purchase Dr Itua Herbal Medicine and after taking it all as instructed I was totally cured so is a urged form of heart to believe in herbal medicines but yes indeed natural remedies should be recognize around the globe because is the only healing that has no side effect on each every healing, I will recommend anyone here with health challenge to contact Dr Itua Herbal Center on E-Mail drituaherbalcenter@gmail.com / Www.drituaherbalcenter.com he capable of all kind of disease like Cancer,Hiv,Herpes,Kidney disease,Parkinson,ALS,Copd. with a complete cure without coming back.

    BalasHapus